ANOTHER STORY FROM NOWHERE
Suatu surat cinta untuk sang pemilik
semua nama
From my rotting body, flowers shall grow and I
am in them and that is eternity.
-edvard munch
Untuk Tuhan sang semesta
raya, jagad alam, penjaga malam, dan pencipta mimpi
Hey tuhan, lama sudah kita tak bertegur sapa, seakan lupa karena
terlena dimabuk asmara
Apa kabarmu dengan diorama yang sedang kau mainkan? menjadi
siapakah dirimu kini?
Kabarku sedang berada menatap masa depan
Aku pasrah dalam ketiadaan
yang tak bisa mempertanyakan arti kesalahan karena kita terlahir
tanpa kesempurnaan
Aku bahagia pada posisiku sebagai hambamu yang hina, meski ku
sadari bahwa pemetik dawai itu tak lagi bersama, sang pemetik dawai yang telah
mematikan namaku di hatinya, yang tak lagi menaruh cinta untukku meski
sejengkal jari ini
Tuhan, apakah salah aku merasakan kebahagiaan? rasa yang telah
mati entah kapan dan dimana
Tuhan, apakah salah aku menemukan rumah? yang kan ku jaga hingga
akhir nafas ini untuknya
Untuk siapa ku linangkan air penderitaan ini? untuk sang sufi yang
tak pernah menjawab semua harapan ini? ataukah untuk mencintai kegelisahan ini?
Dambaanku kini terbentang luas di hamparan sejadahku. Setia
menanti sang kapal yang mencari pelabuhan terakhir
Tuhan, akankah penantianku ini akan terjawab?
Akankah berjuta pernyataan ini ada akhirnya?
Apakah dia harus menjadi histori yang berlalu seperti jumlah kecoa
yang kubunuh semasa hidupku?
Aku inginkan sang bijak kembali dan menyingkapinya dengan pasti
Menjadikannya suatu petisi untuk para anak adam yang menyusun
cerita
Menjalaninya sebagai takdir yang pasti
Kekal dan tak teringkari
Tuhan, kalau kau masih membaca surat ini
Layak kah aku dibuat asing?
Salahkah aku mengorbankannya?
atau salahkah dia mengorbankanku?
Tuhan, tetap terangilah langkahku agar aku tetap terjaga di
kegelapan abadi mu
Biarkan lah dia bernafas dan memilih jalan mu sekali pun itu
berliku
Tetapkan kami sebagai pasangan yang tak terpisahkan
Dawai dengan dawai
Cinta dengan cinta
rasa dan aroma
Hidupkanlah dia untukku
Kekalkan lah hidupnya untukku
Bukakanlah kebahagiaannya untukku
Biarkanlah aku hidup dalam dirinya
Biarkan dia merasakan cinta, biarkan aku rasakan cinta, dan
biarkan semua merasakan cinta
Tuhan, jika kau sudi cintailah aku dengan penuh kasihmu
Tetaplah hidup dalam mimpiku
Kutuliskan ini untukmu dengan penuh cinta
About author:
Dzikri Triandi
Ditengah kesibukannya
menyelesaikan tugas akhir, Dzikri Triandi, yang akrab disapa Oi juga merupakan
penggiat musik lokal yang aktif bermusik bersama band nya, Thunder Sanchez.
No comments:
Post a Comment